PENGETAHUAN DAN
ILMU
Disusun
Oleh
Wirandica
Wirananda
Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau
disadari oleh seseorang dan apa yang diketahui oleh manusia atau hasil
pekerjaan manusia menjadi tahu . Pengetahuan termasuk Pengetahuan itu merupakan
milik atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha manusia
untuk tahu, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi,
hipotesis,
konsep,
teori,
prinsip dan prosedur
yang
secara Probabilitas
Bayesian
adalah benar
atau berguna.
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala
yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan
muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali
benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan
sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan
mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.
Pengetahuan
yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai
pengetahuan empiris
atau
pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan
pengamatan dan observasi yang dilakukan secara empiris dan
rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi
pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala
ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan
empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia
yang
terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin
organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen
organisasi.
Selain pengetahuan empiris, ada pula pengetahuan yang
didapatkan melalui akal budi yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme. Rasionalisme lebih menekankan
pengetahuan yang bersifat apriori; tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya
pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan
melalui pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran
logis akal budi.
Pengetahuan
tentang keadaan sehat dan sakit adalah pengalaman seseorang tentang keadaan
sehat dan sakitnya seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut bertindak
untuk mengatasi masalah sakitnya dan bertindak untuk mempertahankan
kesehatannya atau bahkan meningkatkan status kesehatannya. Rasa sakit akan
menyebabkan seseorang bertindak pasif dan atau aktif dengan tahapan-tahapannya.
Definisi Ilmu
Definisi ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang
pekerjaan hukum sebab-akibat dalam suatu golongan masalah yang sama sifatnya,
baik menurut kedudukannya (apabila dilihat dari luar), maupun menurut hubungannya
(jika dilihat dari dalam) dan telah disusun secara sistematis.
–Mohammad Hatta
Definisi
ilmu dapat dimaknai sebagai akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan Suatu pendekatan atau metode
pendekatan terhadap seluruh dunia empiris.Ilmu dapat diamati panca indera
manusia. Suatu cara menganalisis yang
mengizinkan kepada para ahlinya untuk menyatakan -suatu proposisi dalam bentuk:
“jika,…maka…”
–Harsojo, Guru Besar Antropolog, Universitas
Pajajaran
Definisi
ilmu bergantung pada cara kerja indera-indera masing-masing individu dalam
menyerap pengetahuan dan juga cara berpikir setiap individu dalam memroses
pengetahuan yang diperolehnya. Selain itu juga, definisi ilmu bisa berlandaskan
aktivitas yang dilakukan ilmu itu sendiri. Kita dapat melihat hal itu melalui
metode yang digunakannya.
Sifat-sifat
ilmu
Dari definisi yang diungkapkan Mohammad Hatta dan Harjono di
atas, kita dapat melihat bahwa sifat-sifat ilmu merupakan kumpulan pengetahuan
mengenai suatu bidang tertentu yang…
- Berdiri secara satu kesatuan,
- Tersusun secara sistematis,
- Ada dasar pembenarannya (ada penjelasan yang dapat dipertanggung jawabkan disertai sebab-sebabnya yang meliputi fakta dan data),
- Mendapat legalitas bahwa ilmu tersebut hasil pengkajian atau riset.
- Communicable, ilmu dapat ditransfer kepada orang lain sehingga dapat dimengerti dan dipahami maknanya.
- Universal, ilmu tidak terbatas ruang dan waktu sehingga dapat berlaku di mana saja dan kapan saja di seluruh alam semesta ini.
- Berkembang, ilmu sebaiknya mampu mendorong pengetahuan- pengatahuan dan penemuan-penemuan baru. Sehingga, manusia mampu menciptakan pemikiran-pemikiran yang lebih berkembang dari sebelumnya.
Ada persyaratan ilmiah
sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu
banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
- Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
- Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
- Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
- Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
Dari
penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa tidak semua pengetahuan
dikategorikan ilmu. Sebab, definisi pengetahuan itu sendiri sebagai berikut:
Segala sesuatu yang datang sebagai hasil dari aktivitas panca indera untuk
mengetahui, yaitu terungkapnya suatu kenyataan ke dalam jiwa sehingga tidak ada
keraguan terhadapnya, sedangkan ilmu menghendaki lebih jauh, luas, dan dalam
dari pengetahuan. (Wikipedia berbahasa Indonesia).
Mengapa ilmu hadir?
Pada hakekatnya, manusia memiliki
keingintahuan pada setiap hal yang ada maupun yang sedang terjadi di
sekitarnya. Sebab, banyak sekali sisi-sisi kehidupan yang menjadi pertanyaan
dalam dirinya. Oleh sebab itulah, timbul pengetahuan (yang suatu saat) setelah
melalui beberapa proses beranjak menjadi ilmu.
Bagaimanakah manusia mendapatkan ilmu?
Manusia
diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan sempurna, yaitu dilengkapi dengan
seperangkat akal dan pikiran. Dengan akal dan pikiran inilah, manusia mendapatkan
ilmu, seperti ilmu pengetahuan sosial, ilmu pertanian, ilmu pendidikan, ilmu
kesehatan, dan lain-lain. Akal dan pikiran memroses setiap pengetahuan yang
diserap oleh indera-indera yang dimiliki manusia.
Dengan apa manusia memperoleh, memelihara, dan meningkatkan
ilmu?
Pengetahuan
kaidah berpikir atau logika merupakan sarana untuk memperoleh, memelihara, dan
meningkatkan ilmu. Jadi, ilmu tidak hanya diam di satu tempat atau di satu
keadaan. Ilmu pun dapat berkembang sesuai dengan perkembangan cara berpikir
manusia.
Konsep Ilmu
Konsep
ilmu sudah banyak digagas oleh para ilmuwan, baik ilmuwan yang hidup pada zaman
dahulu maupun ilmuwan yang hidup pada masa sekarang. Ilmuwan Indonesia pun
tidak ketinggalan, mereka telah menyumbangkan konsep ilmu bagi khazanah
intelektual di negeri ini khususnya dan di dunia umumnya.
Ø Konsep ilmu menurut para ahli
Mulyadhi
Kartanegara (2000)
Konsep ilmu dalam Islam meliputi
yang ghaib (metafisik) dan nyata (fisik) yang diperoleh melalui indera, akal,
dan intuisi/nalar.
Afzalur Rahman
Konsep ilmu menurut penulis buku
Ensiklopediana Ilmu dalam Al-Quran ini adalah: “… Ilmu dapat menggapai Sang
Pencipta melalui observasi yang teliti dan tepat tentang hukum-hukum yang
mengatur alam ini.”
Al Ghazali
Dalam Ihya’ Ulumuddin, Al Ghazali
mengungkapkan tentang konsep ilmu. Menurutnya, ilmu terbagi ke dalam dua
bagian, yaitu:
- Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan aqidah dan ibadah wajib. Setiap orang wajib mendalami ilmu-ilmu tersebut (fardhu a’in).
- Imu-ilmu yang berkaitan dengan ruang public, misalnya: ilmu kedokteran, ilmu sosiologi, ilmu komputer, dan lain-lain. Tidak semua orang wajib mempelajari ilmu-ilmu tersebut. Beberapa orang saja yang mempelajarinya sudah cukup (fardhu kifayah).
Danah Johar dan Ian Marshal
Dua ilmuwan ini mengungkapkan dalam
bukunya yang berjudul SQ (Kecerdasan Spiritual) bahwa ilmu pengetahuan membantu
manusia untuk memahami hal-hal yang bersifat spiritual.
Plato
Konsep ilmu yang digagas oleh Plato, yaitu konsep ide sebagai realitas sejati. Adapun pengalaman dan penelitian merupakan ingatan dari dunia ide.
Konsep ilmu yang digagas oleh Plato, yaitu konsep ide sebagai realitas sejati. Adapun pengalaman dan penelitian merupakan ingatan dari dunia ide.
Thales dari Milletos
Ilmuwan yang satu ini menyampaikan
konsep ilmu sebagai berikut, “Semua adalah air”.
Aristoteles
Murid Plato ini menyumbangkan pemikirannya yang berseberangan dengan Sang Guru. Konsep ilmu yang ditawarkan mengenai realitas sejati merupakan hasil dari melihat, mengamati, mendengar, dan meneliti suatu objek. Kemudian, akal pikiranlah yang akan mengolah menjadi suatu kesadaran.
Murid Plato ini menyumbangkan pemikirannya yang berseberangan dengan Sang Guru. Konsep ilmu yang ditawarkan mengenai realitas sejati merupakan hasil dari melihat, mengamati, mendengar, dan meneliti suatu objek. Kemudian, akal pikiranlah yang akan mengolah menjadi suatu kesadaran.
Ø Konsep ilmu dalam pandangan Al-Quran
Konsep ilmu dalam Al-Qur’an :“Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya siang dan malam,
terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. (Yaitu) Orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring, dan
mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi …” (Al-Quran, Surah
Ali-Imran [3]: 190-191).
Manfaat
ilmu bagi manusia tidak terhitung jumlahnya. Sejak Nabi Adam hingga sekarang,
dari waktu ke waktu ilmu telah mengubah manusia dan peradabannya. Kehidupan
manusia pun menjadi lebih dinamis dan berwarna.
Manfaat berbagai Ilmu
Ø Manfaat ilmu Kimia
- Dapat mengubah bahan alam menjadi sesuatu/produk/ barang yang berguna untuk memenuhi dan membantu kehidupan manusia. Misalnya: sabun, mobil, pakaian, tumbuhan, enzim dan lain-lain.
- Manusia jadi mengetahui dan memahami kebutuhannya.
- Manusia lebih memahami tentang alam sekitar dan proses yang terjadi di dalamnya.
- Manusia memahami gejala alam yang dijumpainya dalam kehidupan sehari-hari.
- Manusia memahami proses yang berlangsung di dalam tubuhnya.
Ø Manfaat ilmu Kedokteran
- Manusia dapat mengobati penyakit yang dideritanya.
- Manusia dapat memelihara dan menjaga kesehatannya.
- Manusia dapat menganalisis gejala penyakit yang menyerangnya.
- Manusia dapat meningkatkan kualitas hidupnya baik secara fisik maupun mental.
Ø Manfaat ilmu Astronomi
- Manusia jadi mengetahui pergerakan, penyebaran, dan karakteristik benda-benda langit.
- Manusia dapat menentukan awal bulan Puasa dan hari Lebaran.
- Manusia dapat menentukan waktu dengan berpatokan pada matahari atau bulan.
- Membantu manusia untuk menentukan arah mata angin.
- Manusia mengetahui terjadinya siang dan malam.
- Petunjuk fenomena alam (kejadian-kejadian alam) di bumi.
Ø Manfaat ilmu Sosiologi
- Dalam bidang pembangunan, sosiologi bermanfaat untuk memberikan data-data sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun proses evaluasi pembangunan.
- Manusia dapat mengetahui cara berinteraksi dengan yang lainnya, baik dalam kolompok kecil maupun kelompok besar.
- Manusia mengetahui tentang pranata-pranata sosial sehingga memudahkannya untuk hidup dalam suatu kelompok tertentu.
Ø Manfaat ilmu Geografi
- Manusia mengetahui tentang perubahan iklim. Pengetahuan ini membantu manusia dalam bercocok tanam, bepergian, dan memelihara kesehatan.
- Manusia megetahui tentang lapisan-lapisan atmosfer dan dampaknya bagi kehidupan dan aktivitas sehari-hari manusia.
- Manusia mengetahui lapisan-lapisan bumi dan struktur bumi, laut dan isinya, sungai-sungai, dan lain-lain. Dengan itu, manusia dapat bercocok tanam, berlayar, mencari sumber makanan dan sumber energi di laut.
Ø Manfaat ilmu Arsitektur
- Manusia dapat membangun tempat tinggalnya (rumah) menjadi lebih indah, aman, dan nyaman sesuai dengan kondisi alam sekitarnya, serta membuat fungsi-fungsi ruang yang optimal.
Ø Manfaat ilmu Sejarah
- Manusia mengetahui kehidupan di masa lampau. Manusia dapat belajar dari pengalaman-pengalam an, barang-barang yang dihasilkan, dan cara hidup mereka.
Ø Manfaat ilmu Fisika
- Manusia dapat memanfaatkan energi yang ada di alam semesta.
- Di bidang fotografi, manusia dapat memotret berbagai kehidupan dengan kamera.
- Manusia dapat menghitung energi yang dikeluarkan dan yang masuk dalam berbagai aktivitas.
Ø Manfaat ilmu Matematika
- Digunakan dalam bidang sains dan teknik.
- Untuk penelitian masalah tingkah laku manusia.
- Membantu manusia dalam berdagang dan bidang perekonomian.
- Ilmu matematikan juga digunakan dalam bidang komputer.
- Membantu manusia berpikir secara matematis dan logis.
- Dengan bilangan, manusia dapat menentukan kuantitas.
- Dengan himpunan, manusia dapat berkelompok dan bersosialisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar