Metode ilmiah
Disusun
Oleh
Wirandica
Wirananda
Definisi Metode Ilmiah
Metode ilmiah
atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses
keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti
fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya
untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis
tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji
berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. Metode
ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan,
pengesahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran.
Unsur metode ilmiah
Metode
berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “Methodos” yang artinya cara atau jalan yang
ditempuh. Sedangkan ilmiah mempunyai arti sesuatu yang berhubungan dengan ilmu.
Jadi, metode ilmiah adalah suatu cara untuk mencari ilmu pengetahuan yang
dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data
dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
Menurut
Almadk (1939), metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis
terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975)
berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh
sesuatu iterelasi.
Para
ilmuwan dan filsuf memberikan pula berbagai perumusan mengenai pengertian
metode ilmiah. George Kneller menegaskan bahwa metode ilmiah merupakan struktur
rasional dari penyelidikan ilmiah yang disitu pangkal-pangkal duga disusun dan
diuji. Harold Titus menyatakan pula bahwa metode ilmiah merupakan proses atau
langkah untuk memperoleh pengetahuan.
Unsur utama metode ilmiah adalah
pengulangan lima
langkah berikut:
- Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
- Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
- Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
- Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)
- Evaluasi dan Pengulangan
Karakterisasi
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang
cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan
mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang
diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan
(definisi) dan pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan
pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat.
Proses pengukuran dapat dilakukan dalam
suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium. Proses pengukuran sering
memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau
voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan
penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya
ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan
diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi.
Prediksi dari hipotesis
Hipotesis yang berguna
akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin
meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau pengamatan suatu
fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya
berupa probabilitas. Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah
belum diketahui kebenarannya
Jika hasil yang diramalkan sudah
diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat
membuat hipotesis. Jika prediksi tersebut tidak dapat diamati, hipotesis yang
mendasari prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus
menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori
baru boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan.
Eksperimen
Setelah prediksi
dibuat, hasilnya dapat diuji dengan eksperimen. Jika hasil eksperimen
bertentangan dengan prediksi, maka hipotesis yang sedak diuji tidaklah benar
atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan.
Jika hasil eksperimen sesuai dengan prediksi, maka hipotesis tersebut boleh
jadi benar namun masih mungkin salah dan perlu diuji lebih lanjut.
Eksperimen tersebut dapat berupa
eksperimen klasik di dalam laboratorium atau ekskavasi arkeologis.Pencatatan
juga akan membantu dalam reproduksi eksperimen.
Evaluasi dan pengulangan
Proses ilmiah merupakan suatu proses
yang iteratif, yaitu berulang. Pada langkah yang manapun, seorang ilmuwan
mungkin saja mengulangi langkah yang lebih awal karena pertimbangan tertentu.
Ketidakberhasilan untuk membentuk hipotesis yang menarik dapat membuat ilmuwan
mempertimbangkan ulang subjek yang sedang dipelajari. Ketidakberhasilan suatu
hipotesis dalam menghasilkan prediksi yang menarik dan teruji dapat membuat
ilmuwan mempertimbangkan kembali hipotesis tersebut atau definisi subjek
penelitian. Ketidakberhasilan eksperimen dalam menghasilkan sesuatu yang menarik
dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang metode eksperimen tersebut,
hipotesis yang mendasarinya, atau bahkan definisi subjek penelitian itu. Dapat
pula ilmuwan lain memulai penelitian mereka sendiri dan memasuki proses
tersebut pada tahap yang manapun. Mereka dapat mengadopsi karakterisasi yang
telah dilakukan dan membentuk hipotesis mereka sendiri, atau mengadopsi
hipotesis yang telah dibuat dan mendeduksikan prediksi mereka sendiri. Sering
kali eksperimen dalam proses ilmiah tidak dilakukan oleh orang yang membuat
prediksi, dan karakterisasi didasarkan pada eksperimen yang dilakukan oleh
orang lain.
Kriteria Metode Ilmiah
1. Berdasarkan fakta
Keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian yang akan
dianalisa harus berdasarkan fakta-fakta yang nyata, tidak berdasarkan daya
khayal, legenda, atau sejenisnya.
2. Bebas dari prasangka
Harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari
pertimbangan subjektif.
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisis
Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya
dengan menggunakan analisa yang logis. Semua kejadian harus dicari sebab-akibat
dengan menggunakan analisa yang tajam.
4. Perumusan masalah, antara lain dengan menyusun hipotesis
Hipotesa digunakan untuk memandu jalan pikiran kea rah tujuan
yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran
yang tepat.
5. Menggunakan ukuran objektif
Ukuran yang digunakan tidak boleh dengan mengandalkan
perasaan atau menurut hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat
secara objektif dengan pikiran yang waras.
6. Menggunakan teknik kuantitatif dan atau kualitatif
Data yang didapat menggunakan data ukuran kuantitatif, contoh
ton, mm, ohm, kilogram, dan sebagainya. Tidak menggunakan ukuran seperti sejauh
mata memandang, sehitam aspal, dan sebagainya.
Karakteristik
metode ilmiah
- Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah danmenentukan metode untuk pemecahan masalah.
- Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia
- Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula. Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
- Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan
- Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
Ciri-ciri
penelitian ilmiah adalah:
1. Purposiveness, fokus tujuan yang
jelas
2. Rigor, teliti, memiliki dasar teori
dan disain metodologi yang baik
3. Testibility, prosedur pengujian
hipotesis jelas
4. Replicability, Pengujian dapat
diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis;
5. Objectivity, Berdasarkan fakta dari
data aktual : tidak subjektif dan emosional;
6. Generalizability, Semakin luas ruang
lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna;
7. Precision, Mendekati realitas dan
confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat;
8. Parsimony, Kesederhanaan dalam
pemaparan masalah dan metode penelitiannya.
Langkah – Langkah Metode Ilmiah
Metode
ilmiah merupakan suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk
melakukan suatu proyek ilmiah (science project). Secara umum metode ilmiah
meliputi langkah-langkah berikut:
- Observasi Awal
- Mengidentifikasi Masalah
- Merumuskan atau Menyatakan Hipotesis
- Melakukan Eksperimen
- Menyimpulkan Hasil Eksperimen
1. Observasi awal:
Setelah
topik yang akan diteliti dalam proyek ilmiah ditentukan, langkah pertama untuk
melakukan proyek ilmiah adalah melakukan observasi awal untuk mengumpulkan
informasi segala sesuatu yang berhubungan dengan topik tersebut melalui
pengalaman, berbagai sumber ilmu pengetahuan, berkonsultasi dengan ahli yang
sesuai.
- Gunakan semua referensi: buku, jurnal, majalah, koran, internet, interview, dll
- Kumpulkan informasi dari ahli: instruktur, peneliti, insinyur, dll
- Lakukan eksplorasi lain yang berhubungan dengan topik.
2. Mengidentifikasi masalah:
Permasalahan
merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan dinyatakan
dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu
pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak. Sebagai contoh: Bagaimana cara menyimpan
energi surya di rumah?
- Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas.
- Pilih permasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti.
- Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen.
3. Merumuskan atau menyatakan hipotesis:
Hipotesis
merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang
diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum
penelitian yang seksama atas topik proyek ilmiah dilakukan, karenanya kebenaran
hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama. Yang
perlu diingat, jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar
bukan berarti penelitian yang dilakukan salah.
- Gunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar hipotesis
- Rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen
4. Melakukan Eksperimen:
Eksperimen
dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan
semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga jenis
variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel
terikat, dan variabel kontrol.
Varibel
bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat
adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel
bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan
tetap.
- Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen
- Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan
- Lakukan eksperimen berulang kali untuk memvariasi hasil.
- Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.
5. Menyimpulkan hasil eksperimen:
Kesimpulan
proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan bagaimana
hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil
eksperimen yang bertentangan dengan hipotesis termasuk di dalamnya. Jika dapat
dilakukan, kesimpulan dapat diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk
penelitian lebih lanjut.
Jika
hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis:
- Jangan ubah hipotesis
- Jangan abaikan hasil eksperimen
- Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
- Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian
- Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.
Tujuan Metode Ilmiah
Tujuan
metode ilmiah adalah untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional dan
teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan. Selain itu metode
ilmiah bertujuan untuk :
- Mengorganisasikan suatu fakta
- Dapat mengaitkan fakta-fakta yang menjadi kajian
- Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
Manfaat Menulis Ilmiah
- Melatih berpikir tertib dan teratur karena menulis ilmiah harus mengikuti tata cara penulisan yang sudah ditentukan prosedur tertentu, metode dan teknik, aturan / kaidah standar, disajikan teratur, runtun dan tertib.
- Menulis ilmiah memerlukan literatur, buku-buku ilmiah, kamus, ensiklopedia yang disusun tertib.
- Oleh sebab pada hakikatnya sebuah karangan ilmiah ialah laporan tentang kebenaran yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan.
- Karena dalam karya ilmiah ada organ yang disebut bab pembahasan yang berfungsi menganalisis, memecahkan dan menjawab setiap permasalahan sampai tuntas hingga ditemukannya jawaban berupa karya ilmiah.
- Karena dalam karya ilmiah ada orang yang disebut bab landasan teori atau kerangka teoritis yang berfungsi memaparkan teori-teori para ahli seta mengomentari atau mengkritiknya untuk mendukung dan memperkuat argumen penulis.
- Bahasa komunikatif ilmiah memiliki syarat :
a. harus jelas = harus bermakna tunggal tidak boleh ambigu
b.
penempatan
gatra (unsur fungsional dalam kalimat) harus lengkap dan dan tepat
c. diksi atau pilihan kata harus tepat.
Ganti bgnya mbak!!
BalasHapusSilau... 😂😂
@Jaun F Marco Kejam wkwkwk :v
BalasHapusBest Coin Casino | No deposit bonuses for UK and Irish
BalasHapusBest Coin Casino Review · 제왕카지노 10CRIC Games · 메리트카지노총판 9Bit Casino · 8BitCasino · 7Bitcasino · 6BitCasino 인카지노 · 5BitCasino.